Kondisi Ekonomi Makro di Indonesia
Menurut Menko Perekonornian (Aburizal Bakrie), dalam Laporan Keuangan Akhir Tahun 2004 menyebutkan bahwa.Kinerja ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2004 diperkirakan terus bergerak diatas perkiraan semula, terutama dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1% dan proyeksi yang ditetapkan 4,8% diawal tahun, dan dengan membaiknya ekonomi saat ini diharapkan akan terus berlangsung di tahun 2005 dengan pertumbuhan 5,5%, sehingga mampu menyerap 2 juta pencari kerja local.
Membaiknya kinerja ekonomi Indonesia selama tahun 2004 terlihat dan pertumbuhan ekonomi non migas sebesar 5,3%, yang walaupun pertumbuhan impor masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor yakni 24,2% berbanding 8,3%. Hal tersebut tentunya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena sebagian besar barang yang diimpor adalah berbentuk barang modal dan bahan baku yang menjadi bagian dan peningkatan investasi. Dalam tiga kuartal pertama tahun 2004, instansi tumbuh 11,3%, dan pada saat yang sama kinerja perbankan dan pasar modal membaik dilihat dari semua indikator. Kegiatan Investasi naik disaat perekonomian global sedang menurun, dan kegiatan pasar modal sempat mendekati indeks 1.000. hal tersebut sangat menggembirakan, sebab merupakan indikator kepercayaan terhadap kinerja ekonomi Indonesia dan para pelaku pasar, berarti menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia sudah bergerak dalam jalur yang tepat.
Menurut Menko Perekonornian (Aburizal Bakrie), dalam Laporan Keuangan Akhir Tahun 2004 menyebutkan bahwa.Kinerja ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2004 diperkirakan terus bergerak diatas perkiraan semula, terutama dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1% dan proyeksi yang ditetapkan 4,8% diawal tahun, dan dengan membaiknya ekonomi saat ini diharapkan akan terus berlangsung di tahun 2005 dengan pertumbuhan 5,5%, sehingga mampu menyerap 2 juta pencari kerja local.
Membaiknya kinerja ekonomi Indonesia selama tahun 2004 terlihat dan pertumbuhan ekonomi non migas sebesar 5,3%, yang walaupun pertumbuhan impor masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor yakni 24,2% berbanding 8,3%. Hal tersebut tentunya tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena sebagian besar barang yang diimpor adalah berbentuk barang modal dan bahan baku yang menjadi bagian dan peningkatan investasi. Dalam tiga kuartal pertama tahun 2004, instansi tumbuh 11,3%, dan pada saat yang sama kinerja perbankan dan pasar modal membaik dilihat dari semua indikator. Kegiatan Investasi naik disaat perekonomian global sedang menurun, dan kegiatan pasar modal sempat mendekati indeks 1.000. hal tersebut sangat menggembirakan, sebab merupakan indikator kepercayaan terhadap kinerja ekonomi Indonesia dan para pelaku pasar, berarti menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia sudah bergerak dalam jalur yang tepat.